MASALAH KETENAGAKERJAAN YANG TERJADI DI INDONESIA SERTA UPAYA PENYELESAIANNYA

MASALAH KETENAGAKERJAAN YANG TERJADI DI INDONESIA SERTA UPAYA PENYELESAIANNYA.

Masalah ketenagakerjaan di negara-negara berkembang, termasuk halnya di Indonesia, berkaitan dengan sempitnya peluang kerja, rendahnya mutu tenaga kerja, tingginya angka pengangguran, rendahnya gaji dan upah, dan jaminan sosial yang kecil bahkan nyaris tidak ada.

Permasalahan ketenagakerjaan ini harus mendapatkan perhatian yang serius dari berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta. Masalah ketanagakerjaan merupakan masalah pokok yang harus dihadapi oleh negara dan masyarakat Indonesia untuk menuju masyarakat yang adil dan makmur. Oleh karena itu pemerintah harus merangkul swasta untuk bersama-sama mengurangi dan menuntaskan masalah ketenagakerjaan di Indonesia ini.
Namun sebelum kita masuk ke dalam pembahasan selanjutnya yakni pemecahan masalah ketenagakerjaan di Indonesia. Kita terlebih dulu mengidentifikasikan masalah-masalah apa yang dihadapi oleh negara Indonesia dalam hal ketenagakerjaan ini.

Permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Jumlah Angkatan Kerja yang Besar
2. Kualitas Tenaga Kerja Relatif Rendah
3. Persebaran Tenaga Kerja Tidak Merata
4. Kesempatan Kerja Masih Terbatas
5. Pengangguran

 
Picture Source: dbpost.com

MASALAH KETENAGAKERJAAN YANG TERJADI DI INDONESIA SERTA UPAYA PENYELESAIANNYA.

UPAYA PEMECAHAN MASALAH KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA

Adapun metode yang kita gunakan dalam memecahkan masalah ketenagakerjaan di Indonesia adalah dengan mengidentifikasi satu masalah kemudian disusul dengan solusi pemecahannya, kemudian beralih ke permasalahan berikutnya hingga akhir masalah secara berurutan. Hal ini kita maksudkan untuk mempermudah pemahaman dan fokus kepada masalah yang kita paparkan. Dan juga untuk mencari bentuk lain dari sistematika penyusunan yang biasanya ada pada buku-buku paket atau literatur. 

A. Masalah Pertama: Jumlah Angkatan Kerja Yang Besar
Jumlah angkatan kerja yang besar disebabkan karena tingginya tingkat kelahiran atau pertubuhan penduduk. Maka solusi yang harus dilakukan pemerintah dalam menekan atau mengurangi tingginya tingkat pertumbuhan penduduk yaitu dengan memaksimalkan pelaksanaan program keluarga berencana.

Pemaksimalan program keluarga berencana dapat dilakukan dengan cara sosialisasi dan penyuluhan KB secara intens kepada masyarakat, khususnya kepada pasangan yang baru menikah. Sehingga semakin tumbuh kesadaran masyarakat akan pentingnya program keluarga berencana. Hal ini juga bisa dilakukan dengan membatasi usia nikah sehingga dapat menekan terjadi pernikahan dini.

Jika program KB berjalan baik, maka jumlah angka pertumbuhan atau kelahiran akan menurun, demikian pula angkatan kerja semakin berkurang. Apabila penurunan jumlah angkatan kerja yang berkurang ini, diikuti dengan peningkatan jumlah lapangan kerja, maka jumlah penggangguran juga berkurang.

B. Masalah Kedua: Kualitas Tenaga Kerja Relatif Rendah
Penyebab rendahnya kualitas tenaga kerja di Indonesia diantaranya karena rendahnya pendidikan, kurikulum pendidikan yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang tersedia, kurangnya pelatihan dan pemagangan kerja.
Untuk mengatasi masalah rendahnya kualitas tenaga kerja dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Melakukan pelatihan kerja. Pelatihan kerja ini merupakan kegiatan pengembangan keahlian dan keterampilan yang berhubungan dengan pekerjaan dan persyaratan pekerjaan. Dengan demikian melalui pelatihan kerja ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalitas kerja para tenaga kerja. Pelatihan kerja ini dapat dilakukan dengan mendirikan Balai Latihan Kerja di berbagai daerah.

2. Pemagangan. Pemagangan ini sebenarnya merupakan bagian dari pelatihan kerja, namun pemagangan ini langsung dilakukan di tempat kerja. Tujuan pemagangan adalah untuk memantapkan profesionalitas tenaga kerja. Hal ini dapat diterapkan di sekolah-sekolah khususnya sekolah kejuruan (SMK) seperti yang dilakukan saat ini. Pemagangan harus dilakukan sesuai dengan jurusan atau jenis pekerjaan yang digelutinya. Salah satu contoh: SMK bidang keuangan hendaknya melakukan pemagangan di perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan keuangan.
 
3. Meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat melalui pendidikan formal maupun nonformal. Melalui pendidikan formal, ini dapat dilakukan melalui program wajib belajar 9 tahun seperti saat ini di lakukan, membenahi kurikulum pendidikan untuk mendapatkan sistem pendidikan yang sesuai dengan bursa tenaga kerja, seperti membuka sekolah menengah kejuruan (SMK) di seluruh daerah. Sedangkan melalui pendidikan norformal dapat dilakukan dengan memberikan kursus-kursus atau pelatihan-pelatihan kerja, pelatihan kewirausahaan untuk membuka lapangan kerja baru, dan lain sebagainya.

4. Membenahi upah dan gaji tenaga kerja. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para tenaga kerja, sehingga memiliki efek yang positif pada peningkatan mutu dan produktivitas kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan cara diantaranya: meningkatkan upah minimum provinsi (UMP), mengikutkan pekerja dalam program asuransi jaminan sosial, meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja dalam perusahaan, dan perusahaan harus memenuhi hak-hak karyawan seperti hak cuti dan tunjangan hari raya.

5. Peningkatan Gizi dan Kesehatan. Selain apa yang telah kita sebutkan tadi, kualitas atau mutu tenaga kerja dapat juga dilakukan dengan program peningkatan gizi dan kesehatan. Dengan gizi yang baik, maka kesehatan tenaga kerja juga akan baik sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.

C. Masalah Ketiga: Persebaran Tenaga Kerja Tidak Merata
Persebaran tenaga kerja tidak merata disebabkan karena terkonsentrasi (terpusat)nya penduduk Indonesia di Pulau Jawa. Hampir 60 % penduduk Indonesia berada di pulau Jawa. Kondisi ini dapat menimbulkan dampak semakin banyaknya jumlah pengangguran di pulau Jawa, sedangkan di luar pulau Jawa pembangunan akan terhambat karena kekurangan tenaga kerja untuk mengolah sumber daya yang ada.

Untuk pemecahan masalah tersebut, pemerintah juga telah mengeluarkan beberapa kebijakan dalam rangka pemerataan pesebaran tenaga kerja. Berikut ini beberapa kebijakan yang dilakukan pemerintah.

1. Mengadakan transmigrasi, yaitu usaha memeratakan penduduk dari daerah padat ke daerah yang masih sedikit penduduknya. Contoh, memindahkan penduduk Pulau Jawa ke Pulau Kalimantan dengan membuka lapangan kerja baru.

2. Pemberdayaan tenaga kerja. Hal ini dilakukan dengan cara mengirim angkatan kerja dari daerah yang kelebihan tenaga kerja ke daerah yang kekurangan tenaga kerja atau pun ke negara lain yang kekurangan tenaga kerja.

3. Pengembangan usaha sektor informal di daerah-daerah, seperti pengembangan usaha-usaha kerajinan. Misalnya, usaha batik, anyaman tikar, kerajinan kayu, dan lain-lain.

D. Masalah Keempat: Kesempatan Kerja Masih Terbatas
Kesempatan kerja masih terbatas disebabkan karena jumlah angkatan kerja masih lebih besar dari peluang kerja atau kesempatan kerja yang tersedia.

Untuk mengatasi terbatasnya kesempatan atau peluang kerja ini dapat dilakukan dengan cara pengembangan industri padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja yang besar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan penanaman modal dalam negeri. Usaha lainnya yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah terbatasnya lapangan kerja ini adalah dengan pengembangan pekerjaan umum, seperti pengadaan proyek pembangunan jalan, pembuatan saluran air, irigasi, pembuatan jembatan, dan perbaikan jalan.

E. Masalah Kelima: Pengangguran Masalah pengangguran ini disebabkan oleh keempat masalah yang disebutkan di atas, oleh karena itu pengangguran dapat di tekan atau diperkecil bila keempat masalah tadi juga sudah dapat diatasi. Pengangguran di samping disebabkan oleh keempat masalah tadi, bisa juga terjadi karena sering terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) dan ketergantungan angkatan kerja pada lowongan pekerjaan yang disediakan oleh pemerintah dan perusahaan. Mereka lebih suka menunggu lowongan pekerjaan dibuka, jarang sekali angkatan kerja yang berkeinginan untuk menciptakan lapangan kerja sendiri melalui kegiatan wirausaha.

MASALAH KETENAGAKERJAAN YANG TERJADI DI INDONESIA SERTA UPAYA PENYELESAIANNYA.

HUBUNGAN ANTARA JUMLAH PENGANGGURAN DENGAN PEREKONOMIAN SUATU NEGARA

Di setiap negara, terutama pada negara-negara yang sedang berkembang, masalah pengangguran merupakan masalah yang cukup serius. Akar dari masalaah ini bisa di sebabkan oleh ketidak sesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dengan yang tersedia. Seperti contoh tenaga kerja yang di butuhkan minimal sudah menyelesaikan pendidikan nya sampai D3 namun di lapangan tenaga kerja yang tersedia kebanyakan hanya lulusan/tamtan dari SMA/Sederajat. Selain itu terjadi ketidak seimbangan antara jumlah angkatan kerj dan besrnya kesempatan kerja. Minimnya lapangan kerja yaang tersedia sedangkan jumlah para pemburu kesempatn kerja telah mel;ebihi batas kuota.

Tahun ini saja (2014) jumlah pengangguran di indonesia mencapai di Indonesia sebanyak 90 ribu orang dalam kurun waktu enam bulan. Pada Agustus 2014, sebanyak 7,24 juta orang belum terserap pasar kerja. Kepala BPS, Suryamin mengungkapkan, jumlah angkatan kerja Indonesia pada bulan kedelapan lalu sebanyak 121,9 juta orang atau turun 3,4 juta orang dibanding 2014. Namun jika dibanding Agustus 2013 yang sebanyak 120,17 juta orang, realisasi periode yang sama 2014 terjadi penambahan 1,7 juta angkatan kerja.

"Dari 121,87 juta otang, jumlah orang yang bekerja 114,63 juta orang dan 7,24 juta yang menganggur atau belum tertampung pasar kerja," papar dia dalam paparan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III di kantornya, Jakarta, Rabu (5/11/2014)

Lebih jauh kata Suryamin, peningkatan 90 ribu penganggur di periode Agustus 2014 tersebut jika dibanding Februari 2014 yang mencatatkan angka pengangguran 7,15 juta orang. Sementara dari posisi Agustus 2013 yang sebesar 7,41 juta, realisasi angka pengangguran merosot 170 ribu orang.

"Angka pengangguran dipengaruhi karena banyak siswa yang tamat Sekolah Menengah tingkat Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) bingung mau lanjut pendidikan atau mencari kerja. Jadi yang seperti ini kita kategorikan masih pengangguran," tukas dia.( Liputan6.com)

Tingginya nilai pengangguran dalam suatu negara akan berdampak bagi laju perekonomian di negara tersebut, termasuk yang terjadi di indonesia. Beberapa dampak yang ditimbulkan oleh tingginya ngk pengangguran antaralain seperti meningkatnya gelandangan dan pengemis karena mereka tidak punya pekerjaan sehingga merteka tidak punya penghasilan, sedangkan mereka butuh makan, pakaian, dan kebutuhan hidup lainnya. Makin banyaknya anak jalanan, karena orang tua mereka tidak mampu untuk membayar biaya pendidikan akhirnya berkeliran di jalnan untuk membantu orang tuanya menyambung hidup. Pengangguran juga memicu tingginya angka kriminalitas yang di sebabkan oleh dorongan untuk bertahan hidup, dan memenuhi kebutuhn sehari hari sedangkan mereka tidak mempunyai pekerjaan yang layak untuk menunjang hidup mereka sehingga mereka memilih jalan pintas dengn melakukan tindak kriminalitas.

Tingginya nilai penganggurn dalam suatu negara juga menyebabkan munculnya masalah kemiskinan. Mengapa demikian? Karena bila kita pikirkan seorang yang menganggur atau tidak punya pekerjan secara otomatis tidak mempunyai penghasilan maka produktivitas dan pendapatan masyrakat akan berkurang sehingga masyarakat tidak mampu mengoptimalkan kesejahteraan hidupnya. Pengangguran juga menyebabkan penuran pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak. Selain itu pengangguran juga membuat biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah semakin banyak.Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis bagi penganggur dan keluarganya.

Sekarang ini tingkat kemiskinan dan pengangguran di indonesia lumayan parah. Kemiskinan dan pengangguran merupkan dua hal yang berjalan beriringan, kemiskinan menyebabkan orang tidak mampu bersekolah, yang oleh karenanya tidak bisa pula mencari pekerjaan yang layak, karena tidak punya pekerjaan maka otomatis tidak punya pendapatan karena tidak ada pendapatan maka menjadi miskin, padahal indonesia merupakan negara kepulauan yang besar juga sumberdaya alamnya sangat melimpah. Selain itu dalam hal pertanian dan kelautan indonesia merupakan negara yang kaya hasil sumberdaya tersebut. Dalam hal ini yang menjadi penyebab kemiskinan dan pengangguran di Indonesia adalah karena Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang dan kesempatan kerja bagi masyarakat miskiin relatif kecil karena rendahnya skill yang mereka miliki karena kebanyakan mereka hanya tamatan/lulusan Sekolah Dasar (SD) saja.

Hal tersebut dapat kita lihat terutama di daerah pedesaan banyak sekali masyarakat miskin yang hanya memanfaatkan alam dengan alat seadanya untuk menafkahi kehidupannya dengan cara bertani dan melaut yang pendapatannya tidak seberapa. Sedangkan negara kita lebih suka untuk memakan bahan makanan hasil impor dari pada produk lokal para petani dan peternak Indonesia. Produk lokal dihargai semurah murahnya yang berakibat pada resahnya para petani karena pendapatamn mereka menurun sedangkan harga bahan makanan pokok melambung tinggi. Selain itu bila bekerja di pabrik kebanyakan hanya sebagai tenaga kasar, sedangkan sering terjadi pemangkasan tenaga kerja manusia karena sudah ada tenaga kerja mesin yang lebih cepat dan efisien. Sehingga mereka kembali kehilangan pekerjaannya dan menjadi pengangguran.

Selain itu pada dasarnya kemiskinan dan pengangguran sudah menjadi msalah pokok dunia, terutama di negara negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia. Organisasi Buruh Internasional (ILO) melaporkan, jumlah penganggur berusia 15-24 tahun pada tahun 2012 mencapai 75 juta orang, naik dari 74,9 juta orang tahun 2011. Adapun di Indonesia sesuai data BPS Agustus 2013, jumlah penganggur berusia 19-29 tahun mencapai 4,9 juta orang dari total 7,4 juta penganggur.
”Jumlah penganggur berusia muda terus naik 2-3 kali lipat saat ini. Pertumbuhan ekonomi yang bagus belum menyentuh mereka sehingga hampir di semua negara jumlah penganggur berusia muda meningkat,” kata Noriyuki. (KOMPAS.com)

mengamati dampak yang ditimbulkan oleh meningkatny jumlah pengangguran, perlu di upayakan solusi yang dapat sekurang kurangnya menurunkan angka pengangguran dalam suatu negara dan memperbaiki perekonomian negara tersebut. Berikutini menurut saya beberapa dolusi yang dapat di pertimbangkan pemerintah untuk mengatasi perihal pengangguran dan kemiskinan yang kian menjamur menurut saya. Pertama pemerintah hendaknya mengadakan atau menyediakan lapangan kerja yang tidak terlalu menuntut tingkat pendidikan khusus, melainkan keterampilan dengan upah yang sepadan. Seperti membatik yang sudah ada, namun jumlah Pengrajinnya cenderung sedikit, karena upah yang didapat denngan tingkat kesulitan kerja berbanding 10:3. Sehingga kurang ada peminatnya. Padahal nilai jual kain batik cukup tinggi.bila dikelola dengan baik kita bisa mempromosikan batik ke dunia mode internasional. Dalam hal ini pemerintah dapat bekerja sama dengan pihak pihak swasta dan investor asing.

Yang kedua pemerintah dapat mencoba untuk mengubah sistem pendidikan dan kurikulum pendidikan, yaitu dengan menerapkan pendidikan berbasis enterpreneurship dan bisnis sejak pendidikan dasar dan menengah. Sehingga kelak mereka bukan hanya siap untuk dipekerjakan tetapi juga siap untuk menciptakan dan membuka lapangan pekerjaan yang baru. Bukan hanya menjadi konsumen tetapi juga mampu menjadi produsen. Apalagi di era modern seperti sekarang ini ditambah lagi mulai diberlakukaan dan diterapkannya pasar bebas di kawasan dan bahkan dapat dikatakan sudah mulai mengglobal ini seperti AFTA dan MEA yang akan kita hadapi saat ini

Solusi ketiga yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menyediakan lembaga-lembaga pembinaan dan pelatihan khusus dan gratis. Ini diperlukan atau diperuntukkan khusus bagi mereka yang belum/tidak sempat atau bahkan tidak mampu untuk menuntut/menimba ilmu di sekolah sekolah formal, sehingga merekapun dapat memiliki keterampilan khusus yang diperlukan. Dengan demikian mereka memiliki modal untuk bekerja sehingga mereka tidak perlu menganggur dan menjadi beban negara.

Pengangguran bukanlah masalah yang sepele, karena dampak yang ditimbulkan begitu besar bagi perekonomian dan perkembangan negara itu sendiri. Oleh karena itu perlu dipikirkan upaya upaya yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah sosial ini. Dan tentu saja harus melibatkan seluruh elemen masyarakat indonesia secara khusus lembaga pendidikan dan pemerintahan di tanh air ini.

3. HUBUNGAN ANTARA KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA, ANGKATAN KERJA, TABUNGAN NASIONAL DAN PENDAPATAN NASIONAL

Pendapatan nasional pada dasarnya merupakan kumpulan pendapatan masyarakat suatu negara. Tinggi rendahnya pendapatan nasional akan mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan per kapita negara yang bersangkutan. Akan tetapi, banyak sedikitnya jumlah penduduk pun akan mempengaruhi jumlah pendapatan per kapita suatu Negara.

Secara garis besar penduduk suatu negara dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Yang tergolong sebagi tenaga kerja ialah penduduk yang berumur didalam batas usia kerja. Batasan usia kerja berbeda-beda disetiap negara yang satudengan yang lain. Batas usia kerja yang dianut oleh Indonesia ialah minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Jadi setiap orang atau semua penduduk berumur 10 tahun tergolong sebagai tenaga kerja. Sisanya merupakan bukan tenagakerja yang selanjutnya dapat dimasukan dalam katergori bebab Ketergantungan. Tenaga kerja (manpower ) dipilih bagi kedalam dua kelompok yaitu angkatan kerja(labor force) dan bukan angkatan kerja..

Pendapatan nasional juga bisa berarti jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi selama satu tahun. Jika pendapatan nasionalnya tinggi namun pendapatan per Kapitanya rendah, bisa dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di Negara itu tidak merata. Kalau sebuah Negara memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tidak merata, maka kesenjangan sosial di Negara itu sangat jelas. hal tersebut menunjukkan bahwa tidak semua angkatan kerja terserap oleh lowongan pekerjaan yang tersedia dan masih banyaknya pengangguran.

Sebagai upaya untuk menyelesaikan kondisi tersebut adalah melalui Fungsi APBN yaitu Distribusi pendapatan nasional. Distribusi pendapatan nasional mencerminkan merata atau timpangnya pembagian hasil pembangunan suatu negara di kalangan penduduknya. Kriteria ketidakmerataan versi Bank Dunia didasarkan atas porsi pendapatan nasional yang dinikmati oleh tiga lapisan penduduk, yakni 40% penduduk berpendapatan rendah(penduduk miskin); 40% penduduk berpendapatan menengah; serta 20% penduduk berpemdapatan tertinggi (penduduk terkaya). Ketimpangan dan ketidakmerataandistribusi dinyatakan parah apabila 40% penduduk berpendapatan rendahmenikmati kurang dari 12 persen pendapatan nasional. Ketidakmerataan dianggapsedang atau moderat bila 40% penduduk berpendapatan rendah menikmati 12hingga 17 persen pendapatan nasional. Sedangkan jika 40% penduduk miskinmenikmati lebih dari 17 persen pendapatan nasional makan ketimpangan atau Kemiskinankesenjangan dikatakan lunak, distribusi pendapatan nasional dikatakan cukup merata.

Pendapatan penduduk yang didapatkan dari hasil pekerjaan yang mereka lakukan relatif tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari sedangkan ada sebagian penduduk di Indonesia mempunyai pendapatan yang berlebih. Ini disebut juga sebagai ketimpangan. Ketimpangan pendapatan yang ekstrem dapat menyebabkan inefisiensi ekonomi.




Belum ada Komentar untuk "MASALAH KETENAGAKERJAAN YANG TERJADI DI INDONESIA SERTA UPAYA PENYELESAIANNYA"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel