DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM TERHADAP DAYA BELI MASYARAKAT INDONESIA DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUP
Picture source:moneymarketmanthan.com |
DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM TERHADAP DAYA BELI MASYARAKAT INDONESIA DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUP
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Kenaikan harga minyak mentah dunia yang berada pada harga di atas US$ 60 per barel telah mendorong kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sepanjang 2018. Kondisi tersebut telah memaksa pemerintah indonesia mengambil langkah dan kebijakan untuk mengatasi defisit anggaran dengan mencabut subsidi terhadap beberapa jenis BBM yang beredar di masyarakat. Pencabutan Subsidi tersebut berimbas pada kenaikan harga BBM diindonesia.
Kenaikan harga minyak mentah dunia yang berada pada harga di atas US$ 60 per barel telah mendorong kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sepanjang 2018. Kondisi tersebut telah memaksa pemerintah indonesia mengambil langkah dan kebijakan untuk mengatasi defisit anggaran dengan mencabut subsidi terhadap beberapa jenis BBM yang beredar di masyarakat. Pencabutan Subsidi tersebut berimbas pada kenaikan harga BBM diindonesia.
Berdasarkan data Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), harga bahan bakar dengan kandungan oktan 92 tersebut pada 16 Februari 2018 dipatok Rp 9.150/liter, yang berarti telah naik Rp 800 dari posisi akhir tahun lalu Rp 8.350/liter. BBM dengan kenaikan terbesar kedua adalah Pertamax Turbo dengan RON 98 (Pertamina), yakni sebesar Rp 750/liter menjadi Rp 10.100. Pada Februari 2018, Pertamina secara resmi menaikkan harga BBM nonsubsidi seperti Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite mengikuti kenaikan harga minyak mentah dunia. Sebagai informasi, harga minyak mentah jenis WTI telah berada di atas US$ 63/barel dan untu jenis Brent US$ 67/barel.
Sepanjang tahun 2017- 2018 pemerintah telah menaikkan harga sebanyak 12 kali yang merupakan kenaikan terbanyak sepanjang sejarah di indonesia terkait dengan harga BBM. Kenaikan tersebut telah memicu terjadinya inflasi yang ditandai dengan naiknya barang hasil produksi secara menyeluruh. Dampak yang langsung dirasakan oleh masyarakat adalah harga kebutuhan hidup seperti sembako yang merangkah naik.
Sebagaimana kita tahu bahwa BBM merupakan alat pertahanan ekonomi yang paling vital bagi seluruh lapisan masyarakat sebab BBM berhubungan dengan bahan bakar yang menggerakkkan berbagai alat transportasi dan alat produksi masyarakat.
Menurut Ekonom Indef, Bhima Yudistira Adhinegara, kenaikan harga BBM akan berdampak langsung kepada inflasi harga. Ia memperkirakan dampak inflasi pada Juli 2018 cenderung tinggi dan akan mempengaruhi daya beli masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin mengulas lebih dalam lagi melalui makalah yang berjudul, “Dampak Kenaikan Harga BBM Terhadap Daya Beli Masyarakat Indonesia Dalam Memenuhi Kebutuhan Hidup “.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut
1.Apakah Kenaikan BBM Memicu terjadinya Inflasi ?
2.Bagaimana Dampak Kenaikan BBM Terhadap Daya Beli Masyarakat ?
3.Apakah terdapat perbedaan kondisi ekonomi masyarakat sebelum dan sesudah terjadinya kenaikan BBM?
C.Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dan manfaat penulisan adalah sebagai berikut :
1.Untuk mengetahui apakah Kenaikan BBM Memicu terjadinya Inflasi
2.Untuk mengetahui bagaimana dampak kenaikan harga BBM terhadap daya beli masyarakat
DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM TERHADAP DAYA BELI MASYARAKAT INDONESIA DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUP.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian BBMPEMBAHASAN
Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energi. Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan dimanipulasi. Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia melalui proses pembakaran (reaksi redoks) dimana bahan bakar tersebut akan melepaskan panas setelah direaksikan dengan oksigen di udara.[3]
Di indonesia BBM identik dengan bahan bakar cair dan gas yang merupakan 2 komoditas yang lazim digunakan oleh masyarakat. Sebagaimana telah diketahui secara umum bahwa bahan bakar cair yang terdistribusi kepada masyarakat indonesia umumnya berjenis Bensin/gasolin/premium/pertamax, minyak solar, minyak tanah. Bahan bakar cair tersebut biasa dipakai dalam industri, transportasi maupun rumah tangga.
Sedangkan Bahan bakar gas terdiferensiasi menjadi dua jenis, yakni Compressed Natural Gas (CNG) dan Liquid Petroleum Gas (LPG. CNG pada dasarnya terdiri dari metana sedangkan LPG adalah campuran dari propana, butana dan bahan kimia lainnya. LPG yang digunakan untuk kompor rumah tangga, sama bahannya dengan Bahan Bakar Gas yang biasa digunakan untuk sebagian kendaraan bermotor.
B.KENAIKAN HARGA BBM (Bahan Bakar Minyak)
Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang peranan sangat vital dalam semua aktifitas ekonomi. Bahan bakar minyak terutama solar, premium, pertamax dan Gas LPG menjadi bahan bakar yang sangat diincar masyarakat luas dalam pemenuhan kebutuhan transportasi dan memasak. Kenaikan harga BBM bukan saja memperbesar beban masyarakat pada umumnya tetapi juga bagi dunia usaha pada khususnya
Kenaikan harga BBM secara langsung akan mempengaruhi kenaikan harga-harga barang lain karena BBM merupakan bagian dari faktor input.(“ BBM, Kebijakan Energi, Subsidi, dan Kemiskinan di Indonesia,”2005).
Seperti halnya kasus kenaikan Harga BBM pada tahun 2005, ditahun 2018 kenaikan harga BBM di Indonesia dipicu oleh hal yang sama yaitu fluktuasi harga minyak mentah dunia yang mencapai 75 dolar per barel. Merespon kondisi tersebut pemerintah indonesia mengambil kebijakan dengan cara Penyesuaian harga BBM jenis Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex. Mulai 1 Juli 2018 diperkuat PT. Pertamina sebagai badan usaha, dengan mengacu pada Permen ESDM No. 34 tahun 2018 Perubahan Kelima Atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 39 Tahun 2014, Tentang Perhitungan Harga Jual Eceran BBM.
Fluktuasi harga minyak mentah dipasar internasional pada prinsipnya mengikuti aksioma yang berlaku umum dalam ekonomi pasar, dimana tingkat harga yang berlaku sangat ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran (demand and supply mechanism) sebagai faktor fundamental. Faktor-faktor lain dianggap sebagai faktor non-fundamental, terutama berkaitan dengan masalah infrastruktur, geopolitik dan spekulasi. (“Dampak Fluktuasi Harga Minyak Dunia Terhadap Perekonomian,”2012).
Sementara di Indonesia, ada hal berbeda terkait dengan penentuan penentuan harga BBM. Penentuan harga energi di indonesia tidak dilakukan berdasarkan mekanisme pasar melainkan ditetapkan secara administrasi oleh pemerintah. (“ kajian dampak kenaikan harga BBM 2005 terhadap kemiskinan,” 2005). Faktor lain yang mengakibatkan kenaikan harga BBM adalah pencabutan Subsidi BBM oleh pemerintah.
Belanja subsidi khususnya bahan bakar minyak (BBM) dianggap sebagai bom waktu yang siap meledak kapan saja. Beban yang ditimbulkannya pun terasa membelenggu APBN setiap tahunnya. Tahun 2006 misalnya, beban belanja subsidi BBM sudah mencapai Rp64,2 triliun, naik menjadi Rp139,1 triliun di tahun 2008. Di tahun 2013, besaran subsidi BBM meningkat hingga Rp199,9 triliun serta Rp246,5 dalam APBN-P 2014. Adapun di tahun 2015 naik menjadi Rp276,0 triliun (subsidi BBM jenis Premium, Minyak Tanah, Minyak Solar, dan LPG 3 Kg). Di tengah keterbatasan ruang fiskal pemerintah, beban ini tentu mengurangi potensi melakukan terobosan-terobosan pembangunan khususnya di bidang infrastruktur. [4]
Sejak awal pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Jusuf kalla berikhtiar memangkas anggaran subsidi energi, demi alokasi yang lebih banyak untuk pos belanja lainnya (terutama untuk pembangunan infrastruktur). Upaya pemangkasan subsidi dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
1).Kenaikan harga LPG tabung 12 kg
2).Kenaikan harga untuk bensin Premium dan bahan bakar Solar
3).Pengumuman bahwa subsidi untuk bensin Premium sebagian besar akan dihapuskan dan subsidi untuk Solar akan dikurangi, yang akan menghasilkan penurunan harga.
4).Kenaikan harga bensin dan diesel.
(“Tinjauan Subsidi Energi Di Indonesia,” 2015)
Namun, kini kondisi harga minyak yang melejit membuat kondisi perekonomian mengalami stagnansi. Pada tahun 2016 rata-rata harga minyak jenis Brent berada di kisaran US$45,17/barel, di tahun 2017 mengalami kenaikan rata-rata harganya sebesar US$54,78/barel atau meningkat 21,27% YoY. Realisasi Indonesia Crude Price (ICP) hingga semester I-2018 pun mencapai US$67/barel, jauh mengungguli target APBN sebesar US$48/barel.
C.KENAIKAN BBM MENYEBABKAN INFLASI.
Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dalam suatu perekonomian. Persentase kecepatan kenaikan harga-harga dalam suatu periode tertentu dinamakan tingkat inflasi. Berdasarkan pada faktor-faktor penyebabnya, inflasi dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation dan inflasi desakan biaya (cost push inflation). (“ Makro Ekonomi Teori Pengantar”,2015 )
Kenaikan Harga bahan bakar minyak di dalam negeri yang disertai pencabutan subsidi oleh pemerintah memicu terjadinya kenaikan harga barang–barang dan jasa di masyarakat. Kenaikan harga barang dan jasa ini menyebabkan tingkat inflasi di Indonesia mengalami kenaikan dan mempersulit perekonomian masyarakat terutama masyarakat yang berpenghasilan tetap.
Menurut DR ECON dalam makalah yang berjudul “What are the possible causes and consequences of higher oil prices on the overall economy?” menyampaikan bahwa peningkatan permintaan akan minyak serta adanya kekhawatiran gangguan pasokan minyak dunia telah mendongkrak harga minyak dunia. meningkatnya permintaan minyak secara global telah melampaui jumlah kapasitas produksi minyak. Alsan besar lainya yang menyebabkan peningkatan harga minyak adalah tumbuhnya ekonomi negara China dan India secara pesat. terjadinya perubahan struktur ekonomi menjadi industrialisasi serta urbanisasi telah mempengaruhi secara signifikan atas kenaikan harga minyak dunia.
Alasan lain bahwa kenaikan harga BBM memacu terjadinya inflasi disebabkan oleh posisi Indonesia sudah tidak lagi menjadi bagian anggota OPEC, malahan sudah menjadi negara pengimpor neto terhadap bahan bakar minyak (BBM).
Penelitian yang dilakukan oleh Studi Pengembangan Indikator Ekonomi Makro (2001) mengamati perubahan nilai tukar, jumlah uang beredar dan harga BBM dalam negeri yang dijadikannya sebagai leading indikator yang cukup baik untuk menaksir laju inflasi bulanan. Penelitian ini menemukan bahwa setiap kenaikan 1% harga BBM akan memberikan tambahan inflasi sekitar 0,085%. (“Pengaruh Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak (Bbm) Terhadap Tingkat Inflasi Di Indonesia,” 2013.)
Juthathip Jongwanich and Donghyun Park dalam makalah yang berjudul “Inflation in developing Asia: pass-through from global food and oil price shocksapel” menyimpulkan bahwa kenaikan harga minyak akan mempengaruhi harga bahan pokok / produk makanan karena Bahan bakar minyak merupakan input universal yang digunakan dalam proses produksi.
Tipe Inflasi yang disebabkan oleh kenaikan Harga BBM hampir dipastikan sulit untuk dihindari. BBM merupakan faktor yang sangat penting dalam proses produksi dan distribusi barang. Sebagai akibat dari munculnya inflasi akan berpengaruh terhadap permintaan (demand) dan penawaran (supply) barang. Permintaan masyarakat akan barang dan jasa akan mengalami penurunan karena naiknya harga dan begitu pula sebaliknya terkait penawaran.
D.KENAIKAN BBM MENYEBABKAN DAYA BELI MASYARAKAT MENURUN.
Jika kita melihat realitas yang terjadi di masyarakat, dampak perubahan harga bahan bakar minyak (BBM) bisa dirasakan oleh semua pihak. pada saat harga bahan bakar naik kecenderungan yang terjadi adalah diikuti oleh kenaikan harga barang konsumsi. masyarakat akan berusaha memenuhi kebutuhan akan BMM berapapun harganya. Akibat dari pola konsumsi masyarakat tersebut adalah pendapatan masyarakat akan terserap lebih banyak untuk pemenuhan kebutuhan BBM yang pada akkhirnya mempengaruhi terhadap pola konsumsi barang dan jasa.
sebagaimana yang kita ketahui bahwa minyak merupakan faktor produksi vital yang diperlukan oleh produsen dalam menciptakan output bagi masyarakat. kenaikan harga bahan bakar akan diikuti harga out put produksi. asumsi tersebut sekaligus mempengaruhi pola konsumsi masyarakat karena kenaikan barang--barang kebutuhan pokok tidak dibarengi dengan kenaikan pendapat yang diterima masyarakat.
langkah konkret yang musti dilakukan oleh pemerintah adalah menjaga harga komoditas pangan.
DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM TERHADAP DAYA BELI MASYARAKAT INDONESIA DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUP.
BAB III
PENUTUP
A.KesimpulanPENUTUP
Kenaikan harga BBM selalu disertai dengan kenaikan harga-harga kebutuhan yang lain, karena BBM merupakan faktor bahan baku yang utama bagi sektor industri. Sehingga dampak kenaikan harga BBM pasti akan sangat dirasakan oleh masyarakat luas. kenaikan harga BBm tidak dibarengi dengan kenaikan upah pekerja sehingga menyebabkan melemahnya daya beli masyarakat. untuk itu perlu penanganan yang serius terkait produk konsumsi masyarakat.
B. Saran
Diharapkan agar pemerintah pada saat-saat selanjutnya dapat menjadikan kenaikan harga BBM sebagai alternatif terakhir untuk menghemat anggaran belanja negara. Karena dampak yang ditimbulkannya akan sangat luas, khususnya dalam faktor biaya Hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/02/26/kenaikan-harga-bbm-2018 diakses pada tanggal 19 agustus 2018 pukul 23.32.
Katadata.co.id/berita/2013/10/04/2018-indonesia-importir-bbm-terbesar-di-dunia diakses pada tanggal 19 agustus 2018 pukul 23.32.
INOVASI November, 2005. Membuka dunia untuk indonesia, membuka indonesia untuk dunia” Vol.5/XV
Econ, DR.2007. What are the possible causes and consequences of higher oil prices on the overall economy?.
Krugman, Paul. 2008. “Fuels on the Hill.” New York Times, June 27, 2008.
Mankiw, Gregory. 2007. “Where Have All the Oil Shocks Gone?”
Sill, Keith. 2007. “The Macroeconomics of Oil Shocks.” FRB Philadelphia Business Review, 2007:Q1.
Muhammad ihsan, M Herman sulistyo dan tegug DU.2005. Kajian dampak kenaikan BBM tahun 2005 terhadap kemiskinan. LPEM :2005
Afdi Nizar, Muhammad.2012. Dampak Fluktuasi Harga Minyak Dunia Terhadap Perekonomian Indonesia. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan: 2012
Juthathip Jongwanich and Donghyun Park. 2011. Inflation in developing Asia: pass-through from global food and oil price shocksapel”. The Australian National University and Blackwell Publishing Asia Pty Ltd.
Belum ada Komentar untuk "DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM TERHADAP DAYA BELI MASYARAKAT INDONESIA DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUP "
Posting Komentar