PENERAPAN PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN


icanprogress.ca
Penilaian otentik memiliki relevansi terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai tuntutan Kurikulum 2013 yang mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian otentik bertujuan untuk mengukur berbagai keterampilan dalam berbagai konteks yang mencerminkan situasi di dunia nyata di mana keterampilan-keterampilan tersebut digunakan. Penilaian otentik dalam implementasi kurikulum 2013 mengacu kepada penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal, pengetahuan melalui tes tulis, tes, lisan, dan penugasan, keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.
A.Konsep Penilaian Otentik
Penilaian otentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang     bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Istilah Assessment merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi. Sedangkan istilah otentik merupakan sinonim dari  asli, nyata, valid, atau reliabel.
Secara konseptual penilaian otentik lebih bermakna secara signifikan  dibandingkan dengan  tes pilihan ganda terstandar sekali pun. Ketika menerapkan penilaian otentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, pendidik menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar pembelajaran.
Penilaian otentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian otentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih otentik.
Penilaian otentik merupakan suatu bentuk tugas yang menghendaki peserta didik untuk menunjukkan kinerja di dunia nyata secara bermakna, yang merupakan penerapan esensi pengetahuan dan keterampilan. Penilaian otentik juga menekankan kemampuan peserta didik untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki secara nyata dan bermakna. Kegiatan penilaian tidak sekedar menanyakan atau menyadap pengetahuan, melainkan kinerja secara nyata dari pengetahuan yang telah dikuasai sehingga penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output) pembelajaran.
Penilaian otentik bertujuan untuk mengukur berbagai keterampilan dalam berbagai konteks yang mencerminkan situasi di dunia nyata dimana keterampilan-keterampilan tersebut digunakan. Misalnya, penugasan kepada peserta didik untuk menulis topik-topik tertentu sebagaimana halnya di kehidupan nyata, dan berpartisipasi konkret dalam diskusi atau bedah buku, menulis untuk jurnal, surat, atau mengedit tulisan sampai siap cetak. Jadi, penilaian model ini menekankan pada pengukuran kinerja, doing something, melakukan sesuatu yang merupakan penerapan dari ilmu pengetahuan yang telah dikuasai secara teoretis.
Penilaian otentik lebih menuntut pembelajar mendemonstrasikan pengetahuan, keterampilan, dan strategi dengan mengkreasikan jawaban atau produk. Peserta didik tidak sekedar diminta merespon jawaban seperti dalam tes tradisional, melainkan dituntut untuk mampu mengkreasikan dan menghasilkan jawaban yang dilatarbelakangi oleh pengetahuan teoretis.
Penilaian otentik dalam implementasi kurikulum 2013 mengacu kepada standar penilaian yang terdiri dari:
1.Penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat” (peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal
2.Pengetahuan melalui tes tulis, tes, lisan, dan penugasan.
3.Keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio

B.Teknik Penilaian Otentik
1.Penilaian Pengamatan
Pengamatan merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati, sehingga penilaian pengamatan (kinerja) adalah penilaian yang dilakukan dengan cara mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.
Teknik penilaian pengamatan dapat dilakukan sebagai berikut:
a)Pemeriksaan terhadap dokumen belajar peserta didik, meliputi: prestasi belajar materi sebelumnya,  kesulitan belajar, hasil pekerjaan rumah,  penilaian orang tua/wali terhadap kemajuan belajar peserta didik dan hal-hal terkait lainnya.
b)Pengamatan terhadap peserta didik pada saat mereka memperhatikan penjelasan Pendidik, membaca, bekerjasama dengan teman lainnya, mengerjakan tugas-tugas, memecahkan masalah, dan kegiatan lainnya.
c)Melalui teknik penilaian lainnya (diskusi, Tanya jawab, tes, dll), Pendidik mengamati motivasi dan kemajuan belajar peserta didik, serta kendala yang dihadapi peserta didik maupun Pendidik dalam pembelajaran.

2.Penilaian Diri
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian yang meminta peserta didik untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses, dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor.
Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Oleh karena itu, penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
a)Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.
b)Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
c)Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian.
d)Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.
e)Pendidik mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.
f)Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.

3.Penilaian Jurnal
Jurnal merupakan wadah yang memuat hasil refleksi berupa sebuah dokumen yang secara terus menerus bertambah dan berkembang, dan ditulis oleh peserta didik untuk mencatat setiap kemajuan. Jurnal juga merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang terkait dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku peserta didik yang dipaparkan secara deskriptif. Jurnal juga merupakan laporan yang ditulis sendiri oleh peserta didik, dimanapeserta didik menceritakan hal-hal mengenai subjek yang telah dipelajarinya.
Jurnal digunakan untuk kelengkapan assessment, yaitu untuk memperoleh beberapa pemecahan masalah yang berasal dari buku pelajaran yang dipelajari peserta didik atau pekerjaan rumah yang telah dibuat oleh peserta didik,  untuk memperoleh tanggapan peserta didik terhadap pertanyaan dari pendidik atau peserta didik lainnya, untuk mengidentifikasi masalah-masalah dan melaporkan bagaimana cara memecahkan masalah tersebut, untuk mengklarifikasikan sesuatu yang baru dan menyempurnakan suatu teori  dari apa yang telah dipelajari di sekolah, untuk menghubungkan ide-ide yang telah dikemukakan dari suatu permasalahan, dari pemikiran tentang proyek yang berpotensi, tulisan-tulisan, dan presentasi-presentasi, dan untuk mengikuti kemajuan  dari sebuah eksperimen, situasi di sekolah terhdap peserta didiknya terjadi selanjutnya
Teknik penilaian Jurnal dilakukan dengan menilai hasil kumpulan catatan atau keberhasilan dalam suatu kegiatan dengan memperhatikan beberapa aspek, yaitu: catatan dasar atau kelengkapan catatan, ketepatan waktu, pengembangan indikator yang tinggi, sedang dan rendah, penilaian  jurnal pada  kriteria lainnya, dan menambahkan penilaian untuk kriteria bersama lainnya untuk menentukan nilai total.

4.Penilaian Tertulis
Penilaian tertulis adalah penilaian yang menuntut peserta didik memberi jawaban secara tertulis berupa pilihan dan/atau isian. Penilaian tertulis yang dikembangkan dalam penilaian otentik lebih ditekankan pada penilaian tertulis yang jawabannya berupa isian dapat berbentuk isian singkatdan/atau uraian.
Soal dengan mensuplay jawaban terdiri dari Isian atau melengkapi, Jawaban singkat atau pendek, dan Soal uraian. Teknik penilaian tes tertulis uraian adalah alat penilaian yang menuntut peserta didik untuk mengingat, memahami, mengorganisasikan gagasan yang sudah dipelajari dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersbut dalam bentuk uraian tulisan. Teknik ini dapat digunakan untuk menilai berbagai jenis kemampuan, yaitu mengemukakan pendapat, berpikir logis, kritis, sistematis dan menyimpulkan.
Dalam penyusunan instrumen penilaian tertulis perlu mempertimbangkan Substansi, misalnya kesesuaian butir soal dengan indikator soal dan indikator pembelajaran; Konstruk, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas; Bahasa, misalnya rumusan soal tidaak menggunakan kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.
Soal bentuk uraian non-objektif tidak dapat diskor  secara objektif, karena jawaban yang dinilai dapat berupa opini atau pendapat peserta didik sendiri, bukan berupa konsep kunci yang sudah pasti. Pedoman penilaiannya berupa kriteria-kriteria jawaban. Setiap kriteria jawaban diberi rentang skor tertentu, misalnya 0 – 5. Tidak ada jawaban untuk suatu kriteria diberi skor 0. Besar- kecilnya  skor yang diperoleh peserta didik untuk suatu kriteria ditentukan berdasarkan tingkat kesempurnaan jawaban.

5.Penilaian Lisan
Tes lisan yakni tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik  Penilaian lisan sering digunakan oleh pendidik di kelas untuk menilai peserta didik dengan cara memberikan beberapa pertanyaan secara lisan dan dijawab oleh peserta didik secara lisan juga.
Penilaian lisan dapat dilakukan dengan dengan teknik sebagai berikut:
a)Sebelum dilaksanakan tes lisan, pendidik sudah melakukan inventarisasi berbagai jenis soal yang akan diajukan kepada peserta didik, sehingga dapat diharapkan memiliki validitas yang tinggi dan baik dari segi isi maupun konstruksinya.
b)Siapkan pedoman dan ancar-ancar jawaban bentuknya, agar mempunyai kriteria pasti dalam penskoran dan  tidak terkecok dengan jawaban yang panjang lebar dan berbelit-belit.
c)Skor ditentukan saat masing-masing peserta didik selesai dites, agar pemberian skor atau nilai yang diberikan tidak dipengaruhi oleh jawaban yang diberikan oleh peserta didik yang lain.
d)Tes yang diberikan hendaknya tidak menyimpang atau berubah arah dari evaluasi menjadi diskusi.
e)Untuk menegakan obyektivitas dan prinsip keadilan, Pendidik tidak diperkenankan  memberikan angin segar atau memancing dengan kata-kata atau kode tertentu yang bersifat menolong peserta didik dengan alasan kasihan atau rasa simpati.
f)Tes lisan harus berlangsung secara wajar. Artinya jangan sampai menimbulkan rasa takut, gugup atau panik di kalangan peserta didik.
g)Pendidik mempunyai pedoman waktu bagi peserta didik dalam menjawab soal-soal atau pertanyaan pada tes lisan.
h)Pertanyaan yang diajukan hendaknya bervariasi, dalam arti bahwa sekalipun inti persoalan yang ditanyakan sama, namun cara pengajuan pertanyaannya dibuat berlainan atau beragam.
i)Pelaksanaan tes dilakukan secara individual (satu demi satu), agar tidak mempengaruhi mental peserta didik yang lainnya.

6.Penilaian Praktek
Penilaian Praktek dilakukan dengan cara mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan aktivitas pembelajaran. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi atau indikator keberhasilan yang menurut peserta didik menunjukkan unjuk kerja, misalnya bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi, menggunkan peralatan laboratorium, mengoperasikan komputer.
Teknik Penilaian Praktek dibagi dua macam, yaitu daftar cek dan skala rentang. Daftar Cek Pada penilaian praktek  yang menggunakan daftar cek (ya – tidak), peserta didik mendapat nilai apabila kriteria penguasaaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai.

7.Penilaian Proyek
Penilaian proyek adalah penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa penyelidikan terhadap sesuatu yang mencakup perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian proyek.
a)Kemampuan pengelolaan yang meliputi kemampuan dalam memilih topik (bila belum ditentukan secara spesifik oleh pendidik), mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
b)Relevansi yaitu kesesuain dengan mata pelajaran ditinjau dari segi pengetahuan, ketrampilan dan pemahaman selama proses belajar.
c)Keaslian yaitu proyek yang dilakukan peserta didik merupakan karya nyata peserta didik dengan kontribusi pendidik pada petunjuk dan dukungan.
Penilaian proyek dapat dilakukaan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan tugas, dan hasil akhir proyek. Pendidik perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain pengumpulan data, analisis data, kemudian menyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitiannya juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian ini dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek (checklist) atau skala rentang (rating scale).

8.Penilaian Fortofolio
Portofolio adalah kumpulan hasil karya seorang peserta didik, sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh pendidik atau oleh peserta didik bersama pendidik, sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum. Jadi, tidak setiap kumpulan karya seorang peserta didik disebut portofolio. Portofolio digunakan sebagai instrumen penilaian untuk menilai kompetensi peserta didik, atau menilai hasil belajar peserta didik.
Secara teknis pengelolaan penilaian portofolio dapat ditempuh dengan mengacu pada paling sedikit 7 unsur, yaitu:
a)Membuat peserta didik memahami makna portofolio dalam kaitan dengan pencapaian dan kemajuan hasil belajarnya;
b)Menentukan topik pekerjaan atau karya peserta didik yang akan dikoleksi sebagai portofolio;
c)Mengumpulkan dan menyimpan pekerjaan atau karya peserta didik yang dipilih sebagai portofolio;
d)Memilih atau menentukan kriteria untuk menilai pekerjaan atau karya peserta didik yang akan dikoleksisebagai portofolio;
e)Membantu dan mendorong peserta didik agar selalu mengevaluasi dan memperbaiki hasil-hasil pekerjaan atau karya portofolio mereka;
f)Menjadwalkan dan melaksanakan pertemuan portofolio dengan peserta didik;
g)Melibatkan orang tua dan unsur lain terkait dalam program dan pelaksanaan penilaian portofolio peserta didik.

Belum ada Komentar untuk "PENERAPAN PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel