MERANCANG DAN MENENTUKAN MODEL PENILAIAN KETERAMPILAN PESERTA DIDIK DI ABAD 21

Sebagaimana kita tahu bahwa peserta didik memiliki kesempatan dalam proses belajar mengajar yang seimbang baik di bidang akademik dan keterampilan. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi sejak dini dimana letak kemampuan peserta didik yang menonjol sehingga harapannya adalah proses belajar mengajar mampu mengembangkan kaemampuan dan kapasitas peserta didik sesuai dengan minat dan bakat. Didalam terminologi pendidikan di katakan bahwa kecerdasan dibagi menjadi dua bagian yaitu kecerdasan di bidang akademik dan kecerdasan di bidang keterampilan. untuk mengukur dan menilai kemampuan peserta didik di bidang akademik akan jauh lebih mudah, karena guru sudah melakukan setiap saat. yang menjadu masalah adalah bagaimana mengukur kemampuan keterampilan peserta didik?. fakta dilapangan menunjukkan bahwa kecerdasan keterampilan masih dipandang sebelah mata. hal ini terbukti bahwa apresiasi terhadap keterampilan ini sangat minim, bahkan tidak ada, padalah sangat dimungkinkan seorang peserta didik rendah dalam bidang akademik tetapi memiliki kemampuan keterampilan yang tinggi. untuk itu penulis mencoba memberi gambaran terkait:

MERANCANG DAN MENENTUKAN MODEL PENILAIAN KETERAMPILAN PESERTA DIDIK DI ABAD 21

Sebelum menentukan model rancangan penilaian yang sesuai, maka perlu kita ketahui dahulu apa saja indikator keterampilan abad 21. berikut kami tuliskan indikator keterampilan pembelajaran abad 21:
Berikut ini daftar sepuluh keterampilan abad 21 yang dikelompokkan dalam empat kelompok yaitu (partnership for 21st century):
1. Ways of Thinking:
kreativitas dan inovasi, berpikir kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, Learning to learn, metakognisi.
2. Ways of Working:
komunikasi, kolaborasi (teamwork).
3. Tools for Working:
Literasi informasi (termasuk didalamnya pengamatan sumber informasi, bukti, bias, dll.), literasi teknologi informasi dan teknologi (TIK) .
4. Living in the World:
Citizenship – local & global, Life & career, Personal & social responsibility – termasuk cultural awareness & competence.

Teknik Penilaian Keterampilan Abad 21

Penggunaan jenis asesmen yang tepat akan sangat menentukan keberhasilan dalam mengakses informasi yang berkenaan dengan proses pembelajaran. Pemilihan metode asesmen harus didasarkan pada target informasi yang ingin dicapai. Informasi yang dimaksud adalah hasil belajar yang dicapai siswa. Stiggins (1994:3,67) mengemukakan lima kategori target hasil belajar yang layak dijadi-kan dasar dalam menentukan jenis asesmen yang akan digunakan oleh pengajar. Kelima hasil belajar tersebut adalah:

(1) Knowledge Outcomes, merupakan penguasaan siswa terhadap substansi pengetahuan suatu mata pelajaran (tes tertulis)
(2)Reasoning Outcomes, yang menunjukkan kemampuan siswa dalam meng-gunakan pengetahuannya dalam melakukan nalar (reason) dan memecahkan suatu masalah. (presentasi, diskusi)
(3) Skill Outcomes, kemampuan untuk menunjukkan prestasi tertentu yang berhubungan dengan keterampilan yang didasarkan pada penguasaan pengetahuan.
(4) Product Outcomes, kemampuan untuk membuat suatu produk tertentu yang didasarkan pada penguasaan pengetahuan
(5) Affective Outcomes, pencapaian sikap tertentu sebagai akibat mempelajari dan mengaplikasikan pengetahuan.

Selain itu penilaian dilakukan untuk memperoleh data mengenai pembelajaran yang telah berlangsung sehingga data tersebut dapat dijadikan sebagai informasi untuk mengambil kebijakan dalam peningkatan pembelajaran. Sistem penilaian tersebut tentunya harus selaras dengan keterampilan abad ke-21 yang akan memungkinkan keberhasilan masa depan siswa dan memenuhi prinsip penilaian abad 21 berikut ini (partnership for 21st century):
  • Disesuaikan dengan tujuan abad 21: penilaian seharusnya mampu memenuhi pengetahuan dan keterampilan abad 21 sehingga siswa dapat memahami dan mengaplikasikan dalam kehidupannya.
  • Memasukkan unsur adaptasi dan ketidakpastian: salah satu ciri dari tuntutan abad 21 ini adalah mampu beradaptasi dengan keadaan yang terus berkembang dan mampu mengambil keputusan serta tindakan dalam situasi di mana tindakan sebelumnya dapat merangsang reaksi tak terduga yang pada gilirannya mempengaruhi strategi dan pilihan berikutnya. Berkaitan dengan ketidakpastian tersebut adalah penting dan merupakan tantangan baru bagi pengembangan kurikulum dan penilaian.
  • Berbasis kinerja. Inti dari keterampilan abad 21 adalah kebutuhan untuk mengintegrasikan, mensintesis dan kreativitas untuk menerapkan pengetahuan dalam situasi baru. Akibatnya, penilaian abad 21 harus meminta siswa untuk menerapkan pengetahuan dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan tugas analitis sepanjang pendidikan mereka, sehingga kita dapat membantu mereka mengasah kemampuan ini.
  • Memberikan nilai tambah bagi proses pembelajaran. Asesmen seharusnya mampu memberikan kesempatan bagi siswa untuk memperdalam pemahaman mereka melalui penjelasan dan penggunaan representasi ganda.
  • Memunculkan pemikiran siswa. Penilaian harus memberikan jendela bagi pemahaman dan strategi konseptual siswa sehingga mereka mampu menggunakannya untuk memecahkan masalah.
  • Adil. Penilaian yang adil memungkinkan semua siswa untuk menunjukkan apa yang mereka ketahui. Akurat dan reliabel. Keakuratan dan reliabelitas data penilaian sangatlah penting karena akan berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan/kebijakan.
  • Valid terhadap tujuan abad 21. Penilaian yang diberikan kepada siswa seharusnya mampu membantu siswa untuk memiliki keterampilan abad 21, dan hasil penilaian haruslah dapat digeneralisasikan dan sensitif. Sensitif artinya hasil penilaian mampu menunjukkan kualitas proses pembelajaran. Dan hasil tes dapat digeneralisasikan artinya mampu ditransfer ke aplikasi kehidupan nyata lainnya.
  • Menghasilkan informasi yang dapat ditindaklanjuti dan menyediakan umpan balik yang produktif dan bermanfaat untuk semua penentu kebijakan. Dan sekolah, administrator, pembuat kebijakan, dan guru harus mampu menggunakan data penilaian untuk menentukan bagaimana menciptakan peluang yang lebih baik untuk pembelajaran siswa.
  • Membangun kapasitas untuk pendidik dan siswa. Umpan balik dari hasil penilaian dapat membantu siswa, guru, administrator dan pihak terkait lainnya untuk memahami kinerja siswa dan masalah belajar yang dapat menghambat kemajuan siswa.
  • Menjadi bagian dari sistem penilaian yang komprehensif yang dirancang untuk mendukung peningkatan pembelajaran di semua tingkat dari hirarki pendidikan. 

MERANCANG DAN MENENTUKAN MODEL PENILAIAN KETERAMPILAN PESERTA DIDIK DI ABAD 21

Bentuk implementasi Penilaian yang sesuai dengan pembelajaran abad 21 adalah bentuk penilaian autentik. Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Jenis-jenis Penilaian Autentik
Ada 4 jenis penilaian autentik yang harus dilaksanakan guru pada implementasi Kurikulum 2013, yaitu:
1. Penilaian Kinerja
2. Penilaian Proyek
3. Penilaian Portofolio
4. Penilaian Tertulis

1. Penilaian Kinerja

Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Berikut ini cara merekam hasil penilaian berbasis kinerja.
· Daftar cek (checklist).
· Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records).
· Skala penilaian (rating scale).
· Memori atau ingatan (memory approach).

2. Penilaian Proyek

Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Berikut ini tiga hal yang perlu diperhatian guru dalam penilaian proyek:
  • Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
  • Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
  • Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.
3. Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi. Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini.
  •  Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
  • Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.
  • Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
  • Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
  • Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
  • Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.
  • Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.
4. Penilaian Tertulis

Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.

MANFAAT PENILAIAN

a. Manfaat penilaian bagi guru
  1. Dengan melaksanakan penilaian, guru akan memperoleh data tentang kemajuan belajar siswa.
  2. Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkannya sudah sesuai atau tidak dengan kemampuan siswa, sehingga dapat dijadikan pertimbangan untuk menentukan materi pelajaran selanjutnya.
  3. Dengan melaksanakan penilaian guru akan dapat mengetahi apakah metode mengajar yang digunakannya sudah sesuai atau tidak.
  4. Hasil penilaian dapat dimanfaatkan guru untuk merlaporkan kemajuan belajar siswa kepada orang tua/wali siswa.
b. Manfaat penilaian bagi siswa
  1. Hasil penilaian dapat menjadi pendorong siswa agar belajar lebih giat.
  2. Hasil penilaian dapat dimanfaatkan siswa untuk mengetahui kemajuan belajarnya.
  3. Hasil penilaian merupakan data tentang apakah cara belajar yang dilaksanakannya sudah tepat atau belum.
ADAPUN KENDALA YANG SERING DIHADAPAI:
  1. Ketersediaan Media Penilaian Yang Memadai (Misal Untukpenilaian Berbasis Computer).
  2. Muncul kecenderungan kecenderunga bahwa hasil penilaian proyek dan individu tidak sinergis artinya biasanya penilaian proyek lebih baik dibanding penilaian individu.
  3. Nilai yang beragam, guru harus membuat sebuah formulasi agar nilai akhir siswa sesuai dengan asas keadilan.

Belum ada Komentar untuk "MERANCANG DAN MENENTUKAN MODEL PENILAIAN KETERAMPILAN PESERTA DIDIK DI ABAD 21"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel