IJASAH SARJANA YANG KIAN MERANA.

by muhammad darobi
Sebelum masuk pada artikel utama, mari kita sejenak mencermati sebuah lirik dari salah satu lagunya iwan fals  yang berjudul sarjana muda, yang pada liriknya berbunyi: 

wajah murung semakin terlihat,dengan langkah gontai tak terarah. Keringat bercampur debu jalanan.

Engkau sarjana muda. Resah mencari kerja. Mengandalkan ijazahmu. Empat tahun lamanya. Bergelut dengan buku. Tuk jaminan masa depan. Langkah kakimu terhenti. Didepan halaman sebuah jawatan.
Terjenuh lesu engkau melangkah. Dari pintu kantor yang diharapkan. Terngiang kata tiada lowongan. Untuk kerja yang didambakan. Tak perduli berusaha lagi. Namun kata sama kau dapatkan. Jelas menatap awan berarak. Wajah murung semakin terlihat.
Engkau sarjana muda, resah tak dapat kerja. Tak berguna ijazahmu. Empat tahun lamanya. Bergelut dengan buku, sia sia semuanya. Setengah putus asa dia berucap… maaf ibu

gambaran lirik lagu diatas rasanya semakin nyata dengan kondisi saat ini. berdasarkan data kementrian koordinasi bidang perekonomian republik indonesia tahun 2008 (http://www.ekon.go.id) .
Jumlah sarjana yang tidak mendapatkan pekerjaan terus meningkat sejak tahun 2004 lalu.Tahun 2004 ,jumlah sarjana baik sarjana S1 maupun S2 yang menganggur tercatat sebanyak 585.358 orang. Angka tertinggi tercatat pada bulan Februari 2008 dimana jumlahnya mencapai 1,15 juta orang. Demikian menurut data Departemen Pendidikan yang dikutip oleh The Jakarta Globe. 

 Peningkatan pengangguran sarjana SI dan S2  dari tahun 2004 hingga 2008 tercatat mencapai 96,5%. data tersebut merujuk dari jumlah peningkatan pengangguran yang mencapai 1,15 juta jiwa. jika diasumsikan dengan laju yang sama, maka pada akhir februari tahun 2012 ini akan ada kurang lebih 1.714.642 pengangguran terdidik diindonesia.


Saat ini diperkirakan jumlah mahasiswa keseluruhan mencapai 4,3 juta orang yang belajar di 2800 universitas swasta dan 82 universitas negeri. Jumlah mahasiswa yang lulus setiap tahunnya mencapai 300.000 orang. Angka-angka tersebut tidak termasuk angka dari universitas Islam. 

 MESIN PENCETAK PENGANGGURAN BERPENDIDIKAN.

Universitas sebagai lembaga pendidikan formal merupakan tempat menempa generasi bangsa menjadi seorang yang qualified dalam kehidupannya. tetapi semua harapan itu tidak berjalan mulus sebagaimana yang kita harapkan. namun setidaknya itu telah memberi kita sebuah nilai baru dalam kehidupan yang kita hadapi.

Ditahun 2012 ini, pemerintah membuat program yang baik, yaitu mensyaratkan setiap mahasiswa membuat journal yang minimal dimuat oleh DITJEN DIKTI (DIREKTORAT JENDERAL PERGURUAN TINGGI). Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas lulusan mahasiswa di indonesia. Pertanyaannya adalah: apakah dengan membuat journal nasional yang dimuat mampu menjamin lulusan mendapat pekerjaan?

SEKALI LAGI  syarat semacam itu justru membuat sebuah ketimpangan yang luar biasa. seandainya pemerintah berani merubah paradigma keilmuan diindonesia dari LEARNING TEORY TO BE PRACTICING TEORY, mungkin hal itu lebih bermanfaat bagi mahasiswa. sehingga prosedur disini jelas, mahasiswa tidak hanya diajari bagaimana cara/ metode melakukan sesuatu tetapi sudah praktek untuk membuat atau melakukan sesuatu. praktek lebih ditekankan hingga 80% sementara teory hanya 20%. 

 pemerintah indonesia seharusnya menyadari hal itu, jika pemerintah mau mengadopsi cara yang dijalankan oleh salah satu institusi perguruan tinggi di indonesia (ATMI SURAKARTA). Model pendidikan yang benar-benar berciri link & match antara pendidikan dan tuntutan dunia kerja. menggunakan sistem pendidikan yang berbasis produksi atau PBET (Production based education and training). Pendidikan model sekolah kerja (Arbeit Schule atau Do-school). ATMI menyatukan sekolah dan pabrik. Learning by working. Keuntungan produk yang dijual yang dibuat mahasiswa mensubsidi biaya pendidikan sehingga mahasiswa hanya bayar 30% biaya yang seharusnya. Betapa murah pendidikan yang bermutu dengan konsep yang jelas. (http://www.atmi.ac.id/)

Dengan menerapkan prinsip-prinsip pendidikan sekolah kerja (Arbeit Schule, Do-school) yang menekankan praktik langsung sebesar 70% kurikulum dan teori 30% kurikulum, baik pendidikan menengah kejuruan 3 tahun seperti SMK Mikail dan pendidikan diploma 3 ATMI Solo 3 tahun maupun kursus singkat 6 atau 9 bulan pada Solo Technopark (merupakan hasil kerjasama pihak ATMI dengan pemerintah SURAKARTA), mampu dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang dituntut dunia kerja, khususnya di sini dunia industri.

hal ini sangat berbeda dengan kondisi di hampir sebagian besar perguruan tinggi di indonesia. Lihat saja, rata rata mahasiswa menempuh mata kuliah yang isinya hampir 80% teori. apakah ini bermanfaat bagi dunia pekerjaan mereka? sangat kecil sekali, saya bisa menjamin bahwa hampir 60% lebih mahasiswa semester 8 sudah lupa dengan materi yang diterima pada saat semester satu.

KERESAHAN MAHASISWA MASA KINI.

MAHASISWA sebenarnya telah mengalami masa stress yang sangat tinggi. mau tidak mau mereka harus berhadapan dengan 300.000 lulusan setiap tahunnya untuk memperebutkan kuota lapangan pekerjaan yang terbatas. Bagi sebagian orang, mereka tidak berpikir berat karena mereka mungkin memiliki bisnis keluarga yang mampu menjamin ekonomi dari keluarganya itu sendiri, lain cerita bagi seseorang yang murni. kasus yang terjadi saat ini, banyak mahasiswa yang enggan lulus cepat karena bingung mau apa setelah lulus. mereka mencoba mengulur-ulur waktu agar bisa survive. 

sebagaimana penulis, setelah lulus mengobral ijazah demi sebuah pekerjaan yang layak. tapi ALLOH telah memberi jalan yang lain yang membuat saya semakin yakin bahwa dunia pekerjaan tidak selalu  menghendaki sebuah nilai ijazah dan sertifikat. 

katakanlah bahwa anda adalah pekerjaan, sehingga anda tidak perlu mencari pekerjaan. setiap tindakan yang mampu menghasilkan uang, lakukanlah. tidak perlu memikirkan gengsi dan lain sebagainya,
 
PESAN DAN SALAM KREATIVE BUAT ALUMNI MAHASISWA.

kebanyakan mahasiswa terjebak dalam lingkup pemikiran ideal mereka. sebagian mahasiswa masih mempercayai bahwa nilai yang tinggi akan menjamin menjadikan mereka sukses, mulailah dari sekarang berfikir bagaimana anda bisa survive. Di era semacam ini nilai tidak lagi menjamin kalian,   seandainya anda adalah seorang yang tidak mempunyai kelebihan dari sudut pandang kecerdasan, tidak usah minder, buatlah sesuatu yang membuat anda berada ditengah tengah keramaian yang membantu anda berpikir lebih logis.

ada cerita menarik yang saya sampaikan. suatu ketika saya bertemu dengan seorang mahasiswa di sebuah warung makan, katakanlah seorang mahasiswa dari fakultas ekonomi UNS. setiap harinya ia berjualan arang sebagai bahan bakar bagi warung-warung makan disekitar kampus.  

kami pun berbincang dan pada akhirnya saya mengacungkan jempol dan salut kepadanya. bagaimana tidak, dengan modal 100-200 ribu dia bisa berpenghasilan 600-800 per minggu. jumlah yang fantastik bukan?. 

lalu saya menanyakan mengapa anda mengambil jalan ini?.kemudian ia menjawab dengan lugas, saya mengambil peluang untuk membuat saya bisa survive dan tetap kuliah. lalu saya tanya untuk yang kedua kalinya " apakah anda tidak malu padahal jual arang kan pekerjaan kotor, baju jadi hitam semua, apalagi anda mahasiswa. 

dengan sedikit tersenyum ia menjawab, emmm.... kalau masalah itu, itu kembali pada orangnya masing masing, saya sudah mendapat gelar lho pak dari jualan arang ini, katanya, sekarang gelar dibelakang nama saya M.BA.S.

Dengan sedikit penasaran, saya bertanya emang itu gelar artinya apa?. dengan sedikit tersenyum dia berkata " itu singkatan dari "(M.B.A.S = MAS. BAKUL.ARANG.SUKSES)". Seketika itu juga saya langsung ketawa. ia telah memberi inspirasi saya dengan tindakannya (act) nyata dan bukan omongan.


semoga cerita ini bisa menginspirasi semua orang bahwa hal yang perlu anda lakukan adalah jangan pernah berhenti untuk mencoba sesuatu positif yang ada dalam pikiran anda. lakukan dan buktikan bahwa anda dan kita semua adalah orang yang kreative. salam sukses semua.

1 Komentar untuk "IJASAH SARJANA YANG KIAN MERANA."

  1. Saat ini sudah bukan masanya lagi untuk mengandalkan ijasah, dan mungkin dari dulu yang paling menentukan adalah mengeksplorasi kemampuan kreatifitas diri.

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel