PEMBELAJARAN ABAD 21

bukalapak.com
Abad ke-21 adalah abad yang sangat berbeda dengan abad-abad sebelumnya. Perkembangan ilmu pengetahuan yang luar biasa disegala bidang.pada abad ini, terutama bidang Information and Communication Technology (ICT) yang serba sophisticated membuat dunia ini semakin sempit.Karena kecanggihan  teknologi ICT  ini beragam informasi dari berbagai sudut dunia  mampu diakses dengan instant dan cepat oleh siapapun dan dari manapun. Komunikasi antar personal dapat dilakukan dengan mudah, murah kapan saja dan di mana saja.
Mulai dari kemajuan Information and Communication Technology dan beragam dampak positif negatifnya, semakin kompleksnya permasalahan manusia, dan kita berada pada era kompetitif yang semakin ketat pada abad ke-21 ini, dibutuhkanlah persiapan yang matang dan mantap baik konsep maupun aplikasinya untuk membentuk sumber daya manusia (human resources) yang unggul. Dan yang paling bertanggung jawab dalam menyiapkan sumber daya manusia yang unggul adalah lembaga-lembaga pendidikan di mana guru sebagai unsur yang berperan paling dominan dan menentukan .Hal inilah yang membuat guru memikul tanggung jawab yang tidak ringan  dalam upaya peningkatan sumber daya manusia.

Secara konseptual guru sebagai tenaga profesional harus memenuhi berbagai persyaratan kompetensi untuk menjalankan tugas dan kewenangannya secara profesional, sementara kondisi riil di lapangan masih sangat memprihatinkan, baik secara kuantitas, kualitas maupun profesionalitas guru. Persoalan ini masih ditambah adanya berbagai tantangan ke depan yang masih kompleks di era global ini.
Menurut International Society for Technology in Education karakteristik keterampilan guru abad 21 dimana era informasi menjadi ciri utamanya, membagi keterampilan guru abad 21 kedalam lima kategori, yaitu :

1.Mampu memfasilitasi dan menginspirasi belajar dan kreatifitas siswa, dengan indikator diantaranya adalah sebagai berikut :

a.Mendorong, mendukung dan memodelkan penemuan dan pemikiran kreatif dan inovatif.
b.Melibatkan siswa dalam menggali isu dunia nyata (real world) dan memecahkan permasalahan otentik menggunakan tool dan sumber-sumber digital.
c.Mendorong refleksi siswa menggunakan tool kolaboratif untuk menunjukan dan mengklarifikasi pemahaman, pemikiran, perencanaan konseptual dan proses kreatif siswa.
d.Memodelkan konstruksi pengetahuan kolaboratif dengan cara melibatkan diri belajar dengan siswa, kolega, dan orang-orang lain baik melalui aktifitas tatap muka maupun melalui lingkungan virtual.

2. Merancang dan mengembangkan pengalaman belajar dan asessmen era digital, dengan indikator sebagai berikut :
a.Merancang atau mengadaptasi pengalaman belajar yang tepat yang mengintegrasikan tools dan sumebr digital untuk mendorong belajar dan kreatifitas siswa.
b.Mengembangkan lingkungan belajar yang kaya akan teknologi yang memungkinkan semua siswa merasa ingin tahu dan menjadi partisipan aktif dalam menyusun tujuan belajarnya, mengelola belajarnya sendiri dan mengukur perkembangan belajarnya sendiri.
c.Melakukan kostumisasi dan personalisasi aktifitas belajar yang dapat memenuhi strategi kerja gaya belajar dan kemampuan menggunakan tools dan sumber-sumber digital yang beragam.
d.Menyediakan alat evaluasi formatif dan sumatif yang bervariasi sesuai dengan standar teknologi dan konten yang dapat memberikan informasi yang berguna bagi proses belajar siswa maupun pembelajaran secara umum.

3. Menjadi model cara belajar dan bekerja di era digital, dengan indikator sebagai berikut :
a.Menunjukkan kemahiran dalam sistem teknologi dan mentransfer pengetahuan ke teknologi dan situasi yang baru.
b.Berkolaborasi dengan siswa, sejawat, dan komunitas menggunakan tool-tool dan sumber  digital untuk mendorong keberhasilan dan inovasi siswa.
c.Mengkomunikasikan ide/gagasan secara efektif  kepada siswa, orang tua, dan sejawat menggunakan aneka ragam format media digital.
d.Mencontohkan dan memfasilitasi penggunaan secara efektif daripada tool-tool digital terkini untuk menganalisis, mengevaluasi dan memanfaatkan sumber informasi tersebut untuk mendukung penelitian dan belajar.

4. Mendorong dan menjadi model tanggung jawab dan masyarakat digital, dengan indikator diantaranya sebagai berikut :
a.Mendorong, mencontohkan, dan mengajar secara sehat, legal dan etis dalam menggunakan teknologi informasi digital, termasuk menghagrai hak cipta, hak kekayaan intelektual dan dokumentasi sumber belajar.
b.Memenuhi kebutuhan pembelajar yang beragam dengan menggunakan strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan memberikan akses yang memadai terhadap tool-tool digital dan sumber belajar digital lainnya.
c.Mendorong dan mencontohkan etika digital tanggung jawab interkasi sosial terkait dengan penggunaan teknologi informasi.
d.Mengembangkan dan mencontohkan pemahaman budaya dan kesadaran global melalui keterlibatan/partisipasi dengan kolega dan siswa dari budaya lain menggunakan tool komunikasi dan kolaborasi digital.

5. Berpartisipasi dalam pengembangan dan kepemimpinan profesional, dengan indikator sebagai berikut :
a.Berpartisipasi dalam komunitas lokal dan global untuk menggali penerapan teknologi kreatif untuk meningkatkan pembelajaran.
b.Menunjukkan kepemimpinan dengan mendemonstrasikan visi infusi teknologi, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan bersama dan penggabungan komunitas, dan mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan teknologi kepada orang lain.
c.Mengevaluasi dan merefleksikan penelitian-penelitian dan praktek profesional terkini terkait dengan penggunaan efektif daripada tool-tool dan sumber digital untuk mendorong keberhasilan pembelajaran.
d.Berkontribusi terhadap efektifitas, vitalitas, dan pembaharuan diri terkait dengan profesi  guru baik di sekolah maupun dalam komunitas.

Berikut kendala yang dihadapi dalam penerapan pembelajaran abad 21.
1.sistem kontrol pada saat pergantian jam mengajar. Penggunaan smartphone di sekolah tidak mungkin dikontrol, guru tidak memiliki cara untuk mengawasi murid dalam aksesnya.
2.pada beberapa kasus yang membutuhkan jawaban analisis mandiri, Murid lebih sering mengandalkan informasi dari situs di internet pada saat menjawab pertanyaan, padahal tujuannya adalah mengaktifkan pola berfikir kritis.
3.muncul pola kecanduan gadget. Pada saat waktu istirahat banyak murid lebih asyik dengan gadgednya dibanding berkomunikasi antar murid.
beberapa kasus diatas perlu disikapi agar proses pembelajaran berjalan seimbang. Guru harus mampu mengarahkan anak didiknya, memberi nasihat, mengajarkan akhlak yang baik, mengajarkan nilai nilai religius sehingga penggunaan teknologi menjadi bermanfaat dan bernilai ibadah. 

Belum ada Komentar untuk "PEMBELAJARAN ABAD 21"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel