SEKOLAH SEBAGAI BASIS FUNDAMENTAL EKONOMI DIGITAL DI ERA INDUSTRI 4.0


Globalisasi telah menjadi buzzword yang sering dibahas dalam topik topik diskusi dalam dua dekade terakhir. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 262 juta jiwa nampaknya harus mengakui bahwa Arus globalisasi telah menghapus batas – batas wilayah yang dahulu terasa tidak mungkin untuk di jangkau. Hal tersebut ditandai dengan Maraknya ekspansi dunia digital dan internet ke kehidupan masyarakat Disertai dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih.
Inovasi teknologi dan kapitalisme global yang menjadi tanda dari era globalisasi meningkatkan pertukaran pengetahuan, perdagangan, dan kapital di seluruh dunia (The Economist, 2013). Globalisasi menciptakan sebuah integrasi di seluruh dunia dalam segala aspek temasuk dalam hal bisnis, pasar, dan produksi. Tahapan globalisasi ditandai dengan Revolusi industri yang sudah sering kita kenal dimulai dengan gencarnya revolusi industri bagian pertama yang dimulai pada abad 17-19 dimana banyak terjadi penemuan-penemuan teknologi yang menggantikan fungsi manusia seperti penemuan mesin uap,kereta api, kapal perang dengan mesin uap, telpon dan lain sebagainya.
Selanjutnya kita mengenal revolusi industri tahap kedua dengan ditemukannya listrik, mobil, pesawat terbang, komputer, dimana penemuan tersebut talah merubah pola dan ritme manusia dalam pekerjaan. Di era revolusi industri tahap ketiga ditandai dengan semakin pesatnya teknologi informasi dan mudahnya akses internet sehingga kita mampu menerima informasi dengan begitu cepat.
Dunia kini memasuki era revolusi industri 4.0, dimana kreativitas, leadership (kepemimpinan) dan entrepreneurship (kewirausahaan) telah mendobrak "mindset" cara bekerja revolusi industri sebelumnya. revolusi industri 4.0 menekankan pada pola digital economy, artificial intelligence (Kecerdasan buatan), big data, robotic, dan lain sebagainya atau dikenal dengan fenomena disruptive innovation. Disruptive Innovation yaitu suatu keadaan dimana inovasi yang tercipta bisa saja membantu menciptakan pasar baru bagi sebuah produk / karya atau malah justru menganggu dan merusak pasar yang sudah ada yang pada akhirnya menggantikan teknologi terdahulu.
Professor Klaus Schwab (2016). menegaskan “We are at the beginning of a revolution that is fundamentally changing the way we live, work and relate to one another”.  yang artinya kita berada pada fase awal sebuah revolusi fundamental yang mengubah gaya hidup, pekerjaan dan hal hal lain yang saling berhubungan.
Pada fase Revolusi Industri 4.0, perubahan gaya hidup masyarakat mulai nampak. konsumsi atas teknologi informasi dan internet sebagaimana yang telah dijelaskan diatas menjadi sebuah keniscayaan yang mau tidak mau harus  dihadapi oleh kita semua. Hal inilah yang perlu di persiapkan oleh sekolah sebagai basis pendidikan untuk tanggap dan berevolusi menjadi wadah yang menampung kemajuan teknologi tersebut dan kemudian menjadi dasar pengelolaan peserta didik.
EKONOMI DIGITAL DI ERA INDUSTRI 4.0.
Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk mencapai 262 juta jiwa lebih. Dengan wilayah yang terdiri dari 17,504 pulau, menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Dari sekian banyak penduduk Indonesia tersebut, 44,72% diantaranya adalah generasi muda yang masih duduk dibangku pendidikan.
Besarnya jumlah penduduk Indonesia bagi negara lain adalah pasar potensial yang sangat penting untuk pemasaran produk mereka. Untuk mencapai tujuan tersebut bukanlah sesuatu yang mudah. Kebijakan perdagangan indonesia menjadi kendala bagi korporasi asing untuk masuk di pasar dalam negeri, sehingga munculah berbagai penelitian yang dilakukan untuk mengetahui data pengguna internet di indonesia.
Berangkat masalah tersebut Maka kita bisa melihat bahwa negara negara maju telah menempatkan platform ekonomi digital (e-commerce) untuk menembus pangsa pasar Luar negeri salah satunya Indonesia. Pertumbuhan e-commerce di negara ASEAN, khususnya Indonesia, telah berkembang pesat dengan nilai transaksi yang telah dilakukan oleh masyarakat Indonesia mencapai angka 130 triliun rupiah.



Angka tersebut didapat bukan hanya berasal dari transaksi yang terjadi di kota-kota besar ,tetapi juga dari kota-kota kecil yang telah mengikuti perkembangan zaman pasar e-commerce.  Maka munculah instrumen pembayaran digital yang memudahkan bagi pembeli indonesia untuk melakukan transaksi luar negeri yang mampu menembus batas wilayah serta persyaratan ekspor impor yang ketat, sulit dan terkesan mahal dahulunya.
Berdasarkan Internet world stats, (2018), Indonesia berada pada peringkat kelima sebagai pengguna internet tertinggi di dunia setelah China, India, Amerika Serikat dan Brasil. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia-APJII (2017) melaporkan tentang penetrasi & perilaku pengguna internet di Indonesia pada tahun 2017 mencapai 143,26 juta jiwa. Angka ini meningkat dibanding tahun sebelumnya, di tahun 2016 pengguna internet telah mencapai 132,7 juta orang. Artinya pengguna internet pada tahun 2017 sebesar 54,68 % dari total penduduk Indonesia yang mencapai 262 juta orang. 

 Gambar. 01 pengakses internet berdasarkan usia di indonesia


Beberapa contoh perusahaan yang telah menjadi “raksasa” dalam dunia e-commerce Indonesia adalah Lazada, Zalora, Berrybenka, Tokopedia, dan masih banyak lagi. Perusahaan-perusahaan tersebut telah sukses memanfaatkan peluang pasar e-commerce di Indonesia yang sedang naik daun. (ttps://sis.binus.ac.id./e-commerce di indonesia dan perkembangannya. Diakses tanggal 18 november 2018)
Gambar.02 transaksi dan interaksi E commerce

Menurut Mckinsey dalam laporan berjudul "The Digital Archipelago: How Online Commerce is Driving Indonesia's Economic Development" yang dirilis Agustus 2018, memproyeksikan pasar e-commerce Indonesia tahun 2022 akan tumbuh menjadi 55 miliar dollar AS hingga 65 miliar dollar AS ( Rp 808 triliun hingga Rp 955 triliun).  "Hal itu berarti, tahun 2022 nilai pasar e-commerce akan tumbuh sebanyak delapan kali lipat dari tahun 2017 yang bernilai 8 miliar dollar AS,". 

SEKOLAH SEBAGAI BASIS FUNDAMENTAL EKONOMI DIGITAL

Diera digital yang semakin pesat, memiliki keahlian (skill) yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi menjadi sebuah hal yang mutlak. Kemajuan sains dan teknologi telah membawa babak baru bagi peradaban manusia, Daya jangkau yang sangat luas membuat interaksi manusia dalam dimensi ruang dan waktu semakin tak terbatas.

Dalam literatur teori generasi, hari ini masyarakat dunia telah sampai pada generasi ALPHA atau Generasi Digital yaitu generasi yang lahir di zaman dengan teknologi yang berkembang pesat. Sejak dini mereka sudah familiar dengan gadget seperti smartphone atau laptop. Anak-anak Alpha akan tumbuh dengan gadget di tangan sampai-sampai tidak pernah bisa hidup tanpa smartphone. Dilansir Business Insider, situasi ketergantungan teknologi pada generasi Alpha membuat generasi ini menjadi paling transformatif dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. [2]

Generasi digital lebih mengetahui teknologi dibanding generasi yang lebih tua dari zamannya. Bagaimana perkembangan generasi ini di Indonesia?. Menurut laporan Badan Pusat Statistik Indonesia pada tahun 2015 jumlah penduduk muda Indonesia yang berusia 15-34 tahun berjumlah 83,56 juta orang (33%) dari total penduduk Indonesia sekitar 255 juta orang (2015). sedangkan penduduk berusia 0-14 tahun sebanyak 70,8 juta orang atau 28% (Subdirektorat Demografi, 2015).

Dengan mengetahui Kajian terkait ekonomi digital, Lembaga pendidikan  formal dalam hal ini sekolah harus mampu menangkap tantangan dan potensi tersebut kemudian merumuskan dalam kurikulum pembelajaran yang dirancang untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapai ekonomi digital di era industri 4.0. 


Lembaga pendidikan formal harus melakukan adaptasi dan pembaharuan yang sesuai dengan perkembangan jaman. Sekolah dalam hal ini harus mampu menjawab kebutuhan masyarakat milenial dengan cara memberikan kemudahan akses pada perangkat teknologi serta melakukan pembelajaran yang bersifat kontekstual karena pada dasarnya teknologi diciptakan untuk membantu manusia dalam menyelesaikan persoalan kebutuhan.
Sebagaimana kita tahu bahwa teknologi biasa disebut sebagai artificial intelligence (kecerdasan buatan) yang bertujuan untuk memudahkan kerja manusia. Pemberian konten pembelajaran yang berbasis teknologi akan memberikan stimulus kepada peserta didik untuk mengembangkan minat bakat yang mereka miliki.

untuk lebih jelasnya bisa di download di
(SEKOLAH SEBAGAI BASIS FUNDAMENTAL EKONOMI DIGITAL DI ERA INDUSTRI 4.0)


2 Komentar untuk "SEKOLAH SEBAGAI BASIS FUNDAMENTAL EKONOMI DIGITAL DI ERA INDUSTRI 4.0"

  1. Hey, what kind of anti-spam plugin do you use for your blog.;-’-` Clip & Close food storage containers

    BalasHapus
  2. You want saying thanks to everyone once more for that gorgeous tips a person supplied Jeremy when preparing a post-graduate investigation plus, most of all, related to providing the many tips in the blog post. When we experienced recognized of the website a year ago, i’d personally are already stored the particular pointless steps i was employing. Thanks to you. premium stainless steel food scale

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel