MENGAPA HARUS PRODUK IMPORT YANG LARIS?




Akhir akhir ini kita banyak mendengar dan melihat berbagai macam berita tentang maraknya barang import didalam negeri. Keberadaan barang import seolah menjadi hal yang baru saat ini, padahal produk import tersebut pastinya telah lama menjajaki pasar kita sebelum memutuskan untuk benar benar masuk secara legal.

Seperti yang kita ketahui, produk import yang telah membanjiri pasar (modern/tradisional) memiliki variasi harga yang jika dibandingkan dengan produk dalam negeri akan lebih murah dan berkualitas. Produk seperti makanan, buah buahan, kosmetik, mainan, dan kebutuhan pendidikan telah menyulap konsumen dalam negeri hilang rasa nasionalismenya. Hal tersebut diatas disebabkan oleh beberapa faktor yang pemerintah sendiri tidak bisa menyalahkan secara sepihak.

1. POLA KONSUMSI MASYARAKAT.
Earnest engel, ahli statistik dari prusia menjelaskan teorinya tentang pola konsumsi masyarakat. "jika pendapatan tumbuh melebihi batas minimum , maka pengeluaran makanan dalam prosentase terhadap total pendapatan adalah relatif menurun, walaupun jumlah absolut pengeluaran terhadap makanan adalah cenderung tetap dan bertambah. 
Kasus tersebut menunjukkan potensi pasar dalam hal ini bagaimana tingkat pendapatan berpengaruh terhadap tingkat konsumsi. Masyarakat indonesia dikenal dengan masyarakat yang suka jajan. Mereka akan cenderung memilih produk yang berkualitas baik, sesuai dengan tingkatan dalam status sosial  dimasyarakat. semakin tinggi status sosialnya maka mereka akan memiliki lebih banyak pilihan dan kemungkinan. hal tersebut tidak ditangkap sebagai signal positif oleh pemerintah indonesia untuk memaksimalkan hasil produksi dalam negeri khususnya bahan pangan. 

Kita ambil contoh kasus buah import. ada lima tahapan dalam penerimaan produk import oleh masyarakat.
     a. kesadaran : konsumen mulai menyadari adanya hal baru (produk baru ) tapi kurang informasi.
     b. minat : konsumen memiliki keinginan mencari informasi
     c. penilaian : konsumen mempertimbangkan apakah perlu mencoba produk import.
     d. percobaan : konsumen mencoba produk tersebut
    e. adopsi : konsumen memutuskan untuk menerima dan memakai/ mengkonsumsi produk import secara tetap.   

saya yakin pemerintah menyadari hal tersebut. konsumen tidak serta merta langsung menerima produk import. mereka akan beralih ke produk import ketika produk dalam negeri tidak mampu mengimbangi (secara kualitas,kuantitas, harga dan lain lain)

2. TINGKAT KEJENUHAN PRODUK 
    Konsumen mulai jenuh dengan produk dalam negeri yang kurang inovatif dan cenderung mahal ketika disandingkan dengan produki import. produsen dalam negeri kurang kreatif menangkap sinyal konsumsi masyarakat. Sebenarnya hal ini penting sekali bagi produsen/pemerintah melakukan riset pasar guna membuat produk konsumsi baru yang diminati masyarakat diindonesia.

Ada beberapa sumber ide dalam pengembangan produk baru:
a. melalui pelanggan
b.pemasok
c. pesaing
d. tenaga penjualan.
e. distribusi
f. agen
g.eksekutif
h. laporan jasa dan publikasi
i dokumen
j. observasi aktual terhadap lingkungan fisik pasar.

peberapa poin diatas jika digunakan dan dicermati secara maksimal akan membantu produsen untuk menentukan produk baru yang seharusnya dibuat.

3. FAKTOR BUDAYA
Dalam ilmu antropologi, budaya menberikan pengaruh besar terhadap perilaku konsumsi . asumsi utamanya adalah "budaya dibentuk oleh tanggapan yang dipelajari atas situasi yang berulang-ulang. semakin dini suatu sikap dibentuk, maka semakin sulit untuk berubah. dari asumsi tersebut akan bermuara pada selera masyarakat. diterimanya produk import oleh masyarakat menunjukkan bahwa selera masyarakat sudah berubah. produsen dalam hal ini seharusnya mempertimbangkan konsumen dan mengikuti pola konsumsi berdasarkan selera masyarakat.

4. PENGARUH KARAKTERISTIK PRODUK, MEREK DAGANG DAN ALIH BAHASA.
Mari kita lihat produk makanan khususnya buah buahan. produk indonesia sebenarnya tidak kalah dengan produk import. hanya saja karena pengemasan dan proses produksi yang tidak stabil memaksa dan membuat produk lokal semakin terpinggirkan. 

hal yang kedua yang perlu dilakukan oleh pemerintah indonesia adalah mencoba mengelompokkan jenis produk, sehingga mampu memberikan gambaran secara spesifik terhadap keputusan import/eksport barang.
ada 4 jenis produk:
a. produk lokal: yaitu produk yang hanya memiliki potensi dalam pasar tunggal nasional. produk-produk inilah yang seharusnya dilindungi pemerintah dan mendapatkan perhatian khusus.
b. produk internasional: produk yang memiliki potensi untuk perluasan kesejumlah pasar nasional.
c. produk multinasional: produk yang disesuaikan dengan karakteristik pasar nasional.
d. produk global : produk yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan segmen pasar global.

Dengan melakukan spesialisasi dan diferensiasi dalam produksi, kelangsukan suatu barang akan lebih terjaga.
INGAT, alih bahasa sangat penting bagi indonesia... :)

5. KURANGNYA RISET PEMASARAN YANG DILAKUKAN PEMERINTAH GUNA MENANDINGI PRODUK IMPORT DAN SEKALIGUS MELINDUNGI PRODUK LOKAL.

Eksportir asing akan melakukan riset pasar sebelum mereka masuk ke sebuah pasar/ negara. mereka mendelegasikan tanggung jawab kepada seorang cabang operasional yang ditunjuk untuk melakukan riset guna mengumpulkan informasi/data yang dapat dibandingkan mengenai perubahan pasar. Ketika produk import dari CHINA misalnya masuk ke indonesia, seharusnya indonesia merunut garis merah tentang kebijakan export china ke indonesia, segmen pasar produk apa yang dituju, imbasnya bagaimana?... dll.
riset pasar semacam ini ditujukan untuk mengendalikan arus barang import agar tidak mematikan produsen dalam negeri. 
Sebagaimana kita tahu, china sangat jeli melihat konsumen global karena china selalu melakukan pengendalian riset pemasaran global yang sangat baik. 

6. LEMAHNYA STRATEGI DAN ANALISA PERSAINGAN PEMERINTAH INDONESIA.

Tumbuhnya persaingan merupakan konsekuensi dari ekspansi kegiatan pemasaran internasional. sebagian kalangan industri menyatakan bahwa persaingan internasional merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi kesuksesan dunia usaha.

dengan persaingan internasional telah memberikan alternatif pilihan bagi konsumen untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. secara langsung hal ini akan berpengaruh terhadap,produsen barang dan jasa. Ketika sebuah perusahaan asing menawarkan kepada konsumen produk yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah, hal ini dapat diartikan bahwa perusahaan tersebut telah mengambil alih produsen penyalur domestik yang telah ada, dengan demikian penyalur domestik perlu menciptakan konsumen dan nilai baru jika mereka ingin tetap exist di pasaran. pertanyaannya adalah, apakah pemerintah indonesia dan produsen lokal (khususnya) siap dengan kondisi seperti ini?

yang paling mengerikan adalah ketika kita dihadapkan dengan "produk subtitusi". ancaman produk subtitusi yang dilengkapi dengan teknologi baru/desain/fiture/inovasi yang bagus terhadap barang yang sudah diproduksi oleh produsen domestik akan mengebiri mereka dengan pasti, oleh sebab itu pemerintah seharusnya menganalisi dan menyeleksi pesaing sebelum mereka masuk ke pasar dalam negeri. 




Belum ada Komentar untuk "MENGAPA HARUS PRODUK IMPORT YANG LARIS?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel